Kau tahu, pertentangan kadang membingungkan. Ia tak hanya datang dari dua hal yang amat bertolak belakang. Nyatanya, aku sering menemukannya dalam diri ini. Aih, mengapa bisa begitu?
Istiqamah
Dalam bahasa sederhana, seberapa kuat kita mampu bertahan dan mempertahankan diri sekuat yang kita mampu. Sebab Allah berkata, “fastaqiimu..”
Tak perlu menjadi orang hebat untuk berbuat hal-hal luar biasa. Namun, menjadilah hebat karena kita konsisten berbuat baik dan benar.
Menjadilah pribadi yang tetap tegak, sediakala, sebagaimana semula. Betapa pun angin bertiup, riuh rendahnya hingga meluluhlantakkan suatu negeri. Tapi senjatanya, engkau masih tetap di sini, masih tetap berdiri dan menjalani hidup seperti biasa.
Fastaqiimu.. menjadilah hidup sebagai orang biasa, karena terbiasa menghidupkan diri atas nama-Nya. Fastaqiimu.. Ya Rabb, kuatkanlah kami..
Bu Wiwi dan Pak Tamim
Beberapa hari lalu, salah satu orang yang saya kagumi wafat di bulan yang mulia. Beliau, Ustadz Mutammimul Ula. Suami dari seorang wanita yang saya kagumi pula, Ustadzah Wirianingsih.
Monolog
Jika tidak sedang menulis, biasanya saya melakukan monolog dengan diri sendiri. Kok bisa? Entahlah. Biasanya, aktivitas ini dilakukan sehabis shalat. Di atas sajadah, saya tidak beranjak untuk sekedar memutar memori yang telah lalu.
Sederhana
Kata ini lebih sering diidentikkan dengan tampilan yang polos, murni, tanpa polesan. Sebagian lagi mengartikan: apa adanya. Padahal, tidak salah juga menyematkan kata ini untuk restoran berkelas dan punya banyak cabang.
Allah itu Maha Baik
Allah itu Maha Baik. Di balik segala ketentuannya, Allah telah menyiapkan segenap kebaikan di dalamnya. Pun, mengapa Allah perjalankan aku di suatu tempat ‘antah berantah’. Allah tengah mengabulkan sebagian doa dan menganugerahkan seluas kebaikan.
#tadabburdaily: Dengki
Sudah lama saya tidak menjenguk blog ini. Terlintas, ingin mendokumentasikan beragam lintasan saat bertadabbur. Sederhana saja, mencari padanan ayat saat membahas salah satu topik bahasan. Hal itu saya teladani bagaimana Ust Abdul Aziz Abdur Rauf menjelaskan makna sebuah ayat kepada kami.
Dua Kalimat
Ketika diulas tentang pernikahan, maka terbentang olehku dua kalimat sakral yang harus dijaga betul-betul oleh seseorang. Ia bernama suami, dan kalimat itu adalah nikah dan juga talak, yang familiar di telinga kita sebagai cerai. Salah satu cara yang mengakibatkan perpisahaan ikatan suami istri. Di luar itu, ada kalimat khulu’, fasakh, ilaa’, li’an, kematian, hilang dan sebagainya yang tak saya maksud disini.
Menyimak Nasihat Kepemimpinan
Dari Muhammad Zainul Majdi:
Al-Qur’an, Kepemimpinan dan Peradaban
ini linknya :
Video : https://youtu.be/VjmWAVO6VnU
Bisa diakses dengan nyaman di HP Android, dapatkan Aplikasi SalingSapa.com GRATIS di Playstore :
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.salingsapa.media
(Menjadi) beda itu..
Pagi yang berselimut awan tebal, baru saja dingin dan dibasahi rahmat hujan. Ada sedih memang, bagaimana nasibnya? Pagi-pagi buta sudah pergi membawa semangat baja, lalu sebelum subuh hujan telah hadir. Akankah kita menghujatnya? Tidak, bukan? Continue reading